BMI – Tanaman Sorgum, selain sebagai tanaman khas Bali Utara juga memberikan manfaat sempurna untuk kesehatan, hal itu diungkapkan DR. dr. Ketut Putra Sedana, Sp.OG., yang akrab disapa dokter caput, Sabtu 8 Oktober 2022 dalam aksi BMI Peduli dengan melakukan Sosialisasi Pengembangan Budidaya Tanaman Sorgun Dan Pangan Lokal Menuju Buleleng Mandiri Pangan yang Berkelanjutan di Kecamatan Gerokgak.
Kegiatan sosialisasi yang dipusatkan di Balai Masyarakat Desa Gerokgak dibuka Bendahara DPC PDI Perjuangan Kabupaten Buleleng Ketut Ngurah Arya, yang juga Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Buleleng melibatkan peserta para kelian subak se-Kecamatan Gerokgak, Kelian Alit Subak Kecamatan Gerokgak, perwakilan petani dan sejumlah kader Banteng Muda Indonesia (BMI) Kabupaten Buleleng.
Sosialisasi yang dilakukan secara rutin untuk membangkitkan dunia pertanian itu menampilkan narasumber Ketua DPC BMI Kabupaten Buleleng Putra Sedana, Kabid Tanaman Pangan Dinas Pertanian Buleleng, Ir I Gusti Ayu Maya Kurnia,M.Si., Ketua Komisi II DPRD Buleleng Putu Mangku Budiasa, Ketua HKTI Bali dan Rekor Universitas Dwijendra Denpasar DR Ir Gede Sedana, M.Sc, MMA, dan pegiat pertanian Nengah Suparna.
Dokter Caput yang juga Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Buleleng mengupas kelebihan tanaman sorgum dari aspek kesehatan, dimana tanaman sorgum memiliki manfaat luar biasa bagi kesehatan tubuh manusia. “Kita ingin mengenalkan kepada masyarakat tentang sorgum ini, ternyata memiliki manfaat yang luar biasa. Di samping juga manfaat-manfaat untuk pangan, pakan, justru disini saya tekankan bahwa manfaat untuk kesehatan besar sekali,” ungkapnya.
Dihadapan peserta sosialisasi, Kandidat Calon Bupati Buleleng ini juga menjelaskan tanaman sorgum memiliki serat lebih tinggi dan bebas gluten. Konsumsi serat setiap hari dapat mencegah obesitas, stroke, dan diabetes. “Menjaga Kesehatan Tulang Tanaman ini mengandung zat besi yang baik untuk kesehatan tulang. Contohnya kandungan magnesium membantu kadar kalsium untuk diserap tubuh. Kandungan zat besi dapat mencegah penyakit tulang seperti osteoporosis,” ujar Caput.
Disisi lain, Ketua BMI Buleleng juga menjelaskan, biji-bijian sorgum baik untuk sistem pencernaan dengan mengandung serat dan mineral. Kandungan ini dapat mengurangi masalah pencernaan, seperti diare atau sembelit. Sorgum juga disebutkan mengurangi radikal bebas.
“Tanaman ini mengandung tanin, antosianin, phytosterol, policosanol, dan asam fenolik tinggi. Kandungan tersebut baik untuk tubuh. Tanaman ini dapat melindungi kulit dan mengurangi radikal bebas. Selain itu antioksidan penting untuk regenerasi sel-sel yang rusak. Manfaat sorgum terakhir sebagai panganan untuk mencegah peradangan. Ini karena, sorgum mengandung senyawa fenolik yang bertindak sebagai antioksidan. Kandungan ini dapat mengurangi peradangan pada tubuh,” beber Caput.
Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Buleleng, Ketut Ngurah Arya menegaskan dukungannya terhadap program dan kegiatan yang dilakukan BMI Buleleng terutama sosialisasi pengembangan budidaya tanaman sorgum. “Pertama terima kasih kepada BMI Buleleng sebagai sayap PDI Perjuangan, karena sudah berbagi ilmu, sudah berbagi konsep pertanian yang baru. Karena di daerah kami khususnya di daerah Gerokgak dan sekitarnya yang terdiri atas 14 desa, memang kalau dilihat dari sector pertanian, banyak yang tada hujan. Oleh karena itu sangat cocok untuk tanaman sorgum,” ucap Ngurah Arya.
Ngurah Arya mengatakan, sorgum bukan tanaman yang baru dan sudah ada sejak lama di Buleleng, bahkan dengan kondisi Gerokgak sangat cocok untuk dikembangkan sorgum di daerah tersebut, namun demikian juga diingatkan berkaitan dengan penjualan produksi.
“Sekarang bagaimana pangsa pasar yang menjanjikan seperti yang disampaikan tadi. Oleh karena itu kami berharap sosialisasi ini bisa mengangkat dan menggairahkan para petani kita. Beberapa kriteria yang disosialisasikan tadi memang sangat cocok dengan situasi masyarakat kami di sini, pertama sebagai petani dan kedua sebagai peternak,” ungkap Ngurah Arya.
Terkait dengan kesiapan masyarakat atau petani di Gerokgak, Ngurah Arya menyatakan semuanya tergantung kesediaan bibit. Karena banyak lahan yang beberapa tahun lalu dimanfaatkan untuk tanaman tebu kini terlantar dan itu bisa dimanfaatkan untuk membudidayakan tanaman sorgum.
Kabid Tanaman Pangan pada Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, Maya Kurnia, mengaku optimis terhadap pengembangan budidaya sorgum. Ini karena adanya dukungan baik dari petani itu sendiri maupun dari komponen masyarakat lainnya seperti BMI yang intens turun ke masyarakat melakukan sosialisasi pengembangan budidaya tanaman sorgum.
“Mengingat sejarah dan kandungan gizi, juga teman-teman petani memberi support juga sehingga budidaya sorgum bisa kita kembangkan. Walau tidak semua potensi lahan kita manfaatkan. Tapi tidak ada salahnya kita berupaya bersama-sama,” ucap Maya.
Ketua HTI Bali Gede Sedana, menjelaskan panjang lebar tentang manfaat dan dayaguna tanaman sorgum. Rektor Universitas Dwijendra Denpasar ini berharap agar di awal-awal pengembangan budidaya tanaman sorgum, diharapkan pemerintah ikut campur tangan seperti penyediaan bibit, pendampingan bagi petani dan pelatihan bagi petani agar mereka diberi pemahaman yang benar dan tepat tentang cara budidaya sorgum yang benar.