BMI – Wacana tentang krisis pangan di dalam negeri yang beberapa kali disampaikan oleh Presiden Joko Widodo, direspon positif oleh sosok muda Buleleng yang sekaligus Ketua Banteng Muda Indonesia (BMI), Buleleng menyelenggarakan kegiatan saresehan dan Focus Group Discussion tentang Mewujudkan Buleleng Mandiri Pangan Berkelanjutan di Desa Tukadmungga, 31 Juli 2022.
Dr. dr. Ketut Putra Sedana, Sp.Og. selaku ketua BMI Buleleng menyampaikan bahwa kesejahteraan para petani wajib ditingkatkan, khususnya pendapatan yang bersumber dari sektor pertanian, seperti lahan sawah, perkebunan, peternakan dan perikanan.
Hari ini, saya mengajak para pekaseh untuk bersama-sama mendiskusikan apa yang menjadi kebutuhannya dalam membangun pertanian guna mewujudkan kesejahteraan petani, tegas dr. Caput panggilan ketua BMI Buleleng.
Sementara itu, Gede Sedana selaku ketua DPD HKTI Bali menyampaikan bahwa dalam membangun pertanian harus diawali dengan memaknai pertanian itu sendiri yang mencakup beberapa aspek yaitu proses produksi tanaman dan hewan; petani; lahan usahatani; dan pertimbangan biaya dan penerimaan.
Berdasarkan pada aspek tersebut, maka diperlukan adanya perbaikan dan peningkatan teknologi pertanian (produksi dan pascapanen, yang mencakup pengolahan, penyimpanan, kemasan dan pemasaran) untuk meningkatkan kuantitas/produktivitas lahan dan tanaman dan ternak yang dibarengi dengan penguatan kapasitas petani dan keluarganya termasuk kelempoknya, serta peningkatan efisiensi usahatani guna menurunkan biaya produksi.
Di sisi lain, diperlukan adanya proteksi harga produk yang dihasilkan oleh petani sehingga harganya memberikan keuntungan bagi petani.
Keuntungan tersebut merupakan insentif yang paling bernilai bagi petani untuk mengelola usahataninya secara berkelanjutan yang pada akhirnya dapat mewujudkan kemandirian pangan bagi diri dan keluarganya sampai pada tingkat kabupaten, provinsi dan nasional, imbuh Sedana yang juga sebagai Rektor Dwijendra University.
Nengah Suparna selaku praktisi pertanian menyoroti beberapa hal yang berkaitan dengan penggunaan teknologi dalam mengelola usahatani yang efisien guna meningkatkan produktivitas dan kualitas.
Terlebih lagi, jika lahan petani yang relatif sempit dapat diusahakan tanaman hortikultura yang menjanjikan harga tinggi, meskipun mengalami fluktuasi harga, tambah Suparna.
Dewa Gede Sugiharto yang juga sebagai anggota DPRD Kabupaten Buleleng memberikan motivasi kepada petani untuk menjadi petani yang tangguh, dan tidak sebagai petani sambilan. Lahan-lahan todur di Buleleng agar bisa dimanfaatkan untuk pengembangan tanaman pangan dan hortikultura.
Bahkan, para petani diajak untuk semakin memanfaatkan fasilitas dan bantuan serta insentif dari pemerintah sehingga pengelolaan usahatani dapat memberikan manfaat ekonomis bagi petani dan keluarganya serta pemerintah.
Pada bagian akhir, sangat diharapkan agar disediakan insentif atau beasiswa bagi keluarga petani untuk melanjutkan pendidikan sarjana pada fakultas pertanian.