BMI – Dalam acara itu, hadir Presiden Joko Widodo dan sejumlah menteri terkait. Presiden Jokowi, lanjut Ganjar, menjelaskan keberhasilannya dalam program hilirisasi nikel. Selain itu, Jokowi juga akan melakukan hilirisasi produk mineral lainnya, misalnya timah, bauksit, dan tembaga.
“Bahkan Pak Jokowi juga berharap ke depan hilirisasi dilakukan di sektor lain termasuk kelautan dan perkebunan. Beliau contohkan hilirisasi rumput laut, kelapa dan lainnya,” jelas Ganjar.
Program hilirisasi itu, lanjut Ganjar harus dilanjutkan. Tak hanya hilirisasi di sektor mineral atau kelautan dan perkebunan, Ganjar bahkan mendorong agar hilirisasi juga dilakukan di sektor digital.
“Kalau perlu industri digital kita hilirisasikan. Dengan begitu, maka ekonomi kreatif bisa muncul,” jelasnya.
Ganjar menegaskan, banyak produk dan potensi yang bisa dihilirisasikan di Indonesia. Dan hilirisasi nikel adalah contoh yang terbukti sukses dilakukan saat ini.
“Dari program itu, kita bisa punya nilai tambah yang cukup tinggi. Dan itu bisa jadi semangat untuk mendorong yang lain. Itu lho sudah ada contohnya yang kita kerjakan. Jadi ayo kita tingkatkan hilirisasi pada produk yang lain, agar kita menjadi bangsa yang mandiri di bidang ekonomi,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Presiden Joko Widodo menjelaskan pentingnya Indonesia melanjutkan program hilirisasi. Sebab, dari satu sektor nikel saja, Indonesia mendapatkan nilai tambah yang sangat besar.
“Kalau dulu kira ekspor nikel mentah, pendapatan hanya Rp 31 triliun. Setelah dilakukan hilirisasi, maka pendapatan kita dari nikel naik jadi Rp 510 triliun,” tegas Presiden Jokowi.
Untuk itu, Jokowi menegaskan bahwa program hilirisasi harus terus dilanjutkan. Tak hanya nikel, tapi ke produk lain seperti bauksit, timah dan tembaga.
“Meskipun kita digugat oleh WTO dan diingatkan IMF, apapun barang ini (hilirisasi) harus kita teruskan,” pungkasnya.