BMI – Setiap tanggal 5 Mei diperingati sebagai Hari Lembaga Sosial Desa (LSD). Bertujuan untuk memaksimalkan pelayanan bagi masyarakat desa. Selain itu juga untuk meningkatkan rasa peduli sosial para penggerak dan pegiat kemajuan pada masyarakat desa di Indonesia.
Lembaga atau institusi desa merupakan wadah yang mengemban tugas dan fungsi pencapaian tujuan tertentu suatu desa, yang didasari oleh arahan dari pemerintah daerah.
Sebagai contoh kerja Lembaga Sosial Desa, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bersama satuan kerja pemerintah daerah beserta jajaran strukural hingga desa, telah berhasil memiliki setidaknya total 818 desa wisata yang dikelola dan aktif digunakan hingga 2023.
Jumlah desa wisata tersebut mengalami peningkatan signifikan. Mengingat pada tahun 2018 lalu, desa wisata di Jateng hanya mencapai 228 desa.
Peningkatan desa wisata turut menyumbangkan peningkatan di aspek lain, seperti ekonomi kreatif, UMKM, dan peningkatan literasi dan sisi edukasi.
Ganjar menyampaikan keberhasilan tersebut dalam rapat koordinasi bersama empat pihak di Semarang pada hari Kamis, 27 April 2023 lalu.
Rapat Koordinasi Empat Pihak dihadiri oleh, Pemprov Jateng, OJK Jateng, Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD), serta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
“Sudah ada contoh-contoh bagus dari sisi pembangunan desa wisata, ekonomi kreatif, UMKM, terus ada sukses dari sisi inklusivitas keuangan termasuk literasinya,” kata Ganjar.
Pemprov Jateng sejak tahun 2013 hingga 2022 turut andil menyalurkan bantuan keuangan pemerintah desa guna meningkatkan desa wisata.
Selama 9 tahun, Pemprov Jateng setidaknya telah merealisasikan bantuan sebesar Rp7.786.324.463. Total bantuan tersebut disebar terhadap 140.237 titik lokasi.
Provinsi Jawa Tengah juga menyediakan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) terbanyak di Indonesia pada tahun 2022 lalu ke UMKM.
Total penyaluran pinjaman KUR mencapai nilai Rp55,27 Triliun. Melalui capaian ini, diharapkan ekonomi Jawa Tengah meningkat dan memicu ekonomi mandiri.
Peningkatan juga ditunjukkan pada aspek literasi keuangan pada tahun 2022, tingkat literasi keuangan mengalami peningkatan hingga di atas 50 persen, atau sebesar 51,69 persen.
Angka tersebut mengalami peningkatan signifikan, mengingat pada tahun 2019, aspek yang sama hanya mencapai 47,38 persen.
Tingkat inklusi keuangan Jateng juga turut meningkat di 2022 yang berada di angka 85,97 persen. Capaian tersebut meningkat dari 2019, yakni 65,71 persen.
Melalui peningkatan di beberapa aspek, Ganjar berharap potensi daerah dapat dioptimalkan serta mampu mendorong penambahan jumlah desa wisata di Jawa Tengah.
Peningkatan desa wisata juga diharapkan diimbangi dengan peningkatan UMKM yang merupakan salah satu sektor unggulan ekonomi masyarakat.
“Maka ini kita harapkan menjadi satu indikator bahwa di usaha kecil menengah, terus kemudian desa wisata atau usaha lain, bisa di gas pol dengan mandiri,” ujar Ganjar.